Laman

iklan

Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 Agustus 2010

Aku Butuh Paru baru

Udara memang kumpulan dari puluhan molekul indah, dahulunya,
Menari menghiasi milyaran atmosfer semu sekitarku,
Kini ia ikatan itu telah mengering seakan rantai yang tak mampu lagi saling berjabat,
Ikatan itu memicu banyak ledakan, dikarenakan kering yang teramat sangat,
Ledakan itu hanyalah sebuah gerakan gempa disini,

            Aku kehilangan banyak udara,
            Sepertinya mereka enggan kembali ke sini,
            Bukankah itu ikatan mereka ?
            Bukankah itu kekeringan mereka ?
            Atau memang inilah Paruku, 
            Kering dan panas untuk molekul semacam udara,
            Lalu ?

Aku ingin pergi,
Menelusuri tangga tangga indah yang kan mengantarku ke atas langit,
Menuju Industri Paru di khayangan sana,
Ditemani sang udara yang melekat erat di sepanjang tangga itu,
Sementara ternyata Industri itu sudah lama bangkrut,

Dengan ini aku kembali dengan langkah yang semakin tergoncang,
Sebelum itu, tak lupa kusampaikan salam terakhirku pada sang udara,
Dan menuliskannya pada goresan-goresan udara di hadapanku,
“ Aku Butuh Paru baru ”

Kamis, 01 April 2010

Mengapa Aku Disini

Aku butuh sebuah arah,.

Aku buta akan jalan, aku hilang akan keheningan,

Hatiku tak henti meraba akan kegelapan itu,.

Terka,.ya hanya terka yang mampu menguatkanku,..

Sebuah janji kuproklamasikan,..

Berusaha menjaga sisinya dengan khayalku,.

Berharap dan terus berharap,…

Berharap akan sebuah cahaya yang mampu mengeluarkanku dari kegelapan ini,.

Berharap dengan tujuan pasti,.

Berjalan pada langkah yang kini semakin terbuang,.

Tak ada jalan,…

Tak ada pula marka,..

Aku harus kemana ??

Tak pernah terucap sedikit petunjuk pun darimu,.

Kau biarkanku berlari tanpa alas,.

Kau biarkanku bicara tanpa suara,..

Kau biarkanku berharap tanpa ......

Hanya sejuta niat dan hati yang kupunya,.

Menggapai satu yang kunanti…

Hanya satu,..

Satu hati,..

Aku memang masih berdiri,.

Berjaga-jaga mengamankan dirimu,.

Cukup,..

Perjalanan ini masih sangat panjang,..

Mungkin umurku pun tak mampu mencapai hari itu,..

Hanya aku berharap,.kau mengerti mengapa aku disini,..

[ elang naga ]™

Kamis, 25 Maret 2010

APA INI ??

Awan seperti menyimpan suatu tanda,.
Akan turun jutaan petir tanpa kilat,.
Menaruh rasa khawatir di sana,.
Sesak,.
Sakit,.
Perih,.
Sesal,..
Tanpa kuundang mereka menghampiriku,.
Layaknya tanpa dosa, mereka seolah menari di tengah tangisanku,.
Inikah selama ini ??
Inikah mereka yang kusayangi ??
Unbelievable,..Shocked,…
Apa salahku ?? apa ?? apa ??
Mengapa engkau hanya diam ??
Mengapa hanya maaf yang keluar,.. ???
Mengapa ??
Pantaskah ??
Selama ini peluh dan nadiku adalah dirimu,.
Berlari mengejar engkau yang semu dan hampa,.
Sadarkah kau,.tiap ku bersujud tak pernah kulewat doa untukmu,.
Maaf,.aku bukan dia,..
Dia bukan aku,..
Ketidaksempurnaan telah menjadi darah yang melengkapiku,
Bukan kesempurnaan yang kini mencoba menghacurkanku,.
Cukup ku hela nafas ini,..
Menyimpan harapan akan lembaran baru,..
Mencoba meyakinkan ribuan jembatan yang kini mencoba untuk runtuh,..
Huft…bantu aku wahai bintang,..
Temani aku,..untuk melangkahkan kaki ini menuju cahaya suci,.

Senin, 15 Maret 2010

Hujan

Cahaya terlihat malu menunduk,

Berpindah kesana kemari tanpa tujuan,

Tatapannya menyikap sebuah pertemuan,

Agaknya sang awan datang menghiburnya,

Mencoba dengan sebuah canda,

Tanpa terasa air telah turun dengan derasnya,

Membasahi seluruh jiwa yang kesepian,

Menyuarakan nada kebebasan,

Kerdip mataku telah basah,

Dihujani butiran tak berbentuk bertubi-tubi,

Menyerbuku tanpa memberi ampun sedikitpun,

Hanya bisa tertunduk dan berharap,……

Di bawah hujan ini aku berharap,

Sebuah kebebasan dengan sejuta kesempatan,

Dibawah hujan ini aku berharap,

Sebuah angin mau mengantarku pada sebuah arti,

Yang mungkin tersembunyi dibalik semua rintik-rintik ini,

Aku Tak Mengerti

Pikiranku berhamburan memenuhi suatu kebingungan,

Mereka sudah berjalan menembus batas wajar,

Hinggap sana-sini seraya berpelukan,

Cinta memang tidak pernah melapor kepadaku,

Karena aku telah terpagut sendu padanya,

Cukup jauh sudah langkahku memenuhi hatinya,

Namun hanya curian tatapan yang terus menyiksa,

Lihat, di kediaman ini aku menatap wajahnya,

Merasakan luka hati yang terbuka karenanya,

Dia teman sejawatku, dia juga satu tim denganku,

Apa yang salah dariku ?

Usahaku takkan pernah redup untukmu,

Walau dunia ini semakin tenggelam dalam kebingungan yang terus mengejar ,

Aku ingin pulang untuk menemui bintangku yang tersayang,

Dan berusaha melupakan goresan lembut tatapanmu,